Salesforce Urungkan Akuisisi, Bagaimana Nasib Twitter?

Salesforce Urungkan Akuisisi, Bagaimana Nasib Twitter?

Wacana akusisi Twitter yang belakangan ini beredar, tampaknya tak akan terealisasi. Salah satu calon pembeli terakhir yakni Salesforce, telah mengonfirmasi bahwa pihaknya mengurungkan minat dalam pemburuan Twitter. Hal itu diungkap oleh CEO Salesforce sendiri yakni Marc Benioff.

“Dalam hal ini kami (memilih) melangkah pergi. Twitter tidak benar-benar cocok untuk kami,” ungkap Benioff dalam halaman Tech Crunch.

Padahal sebelumnya, Benioff mengatakan bahwa dia melihat segalanya di Twitter. Selain itu dia juga mengibaratkan media sosial tersebut sebagai perhiasan yang tak pernah digosok. Pernyataan Beniof tersebut membuat adanya spekulasi bahwa Salesforce berminat untuk mengakuisisi Twitter.

Selain Salesforce, perusahaan lain yang juga dikabarkan sempat memiliki minat untuk mengakuisisi Twitter ialah Google dan Walt Disney. Namun setelah beberapa lama kabar tersebut beredar, seorang sumber mengatakan bahwa kedua perusahaan tersebut mengurungkan niat untuk mengakusisi Twitter.

Dengan mundurnya Google dan Walt Disney, ini berarti hanya Salesforce yang diketahui memiliki minat terhadap akuisisi Twitter saat itu. Tetapi setelah adanya pernyataan dari Marc Benioff baru-baru ini, nasib Twitter masih belum jelas.

Nasib Twitter

Setelah adanya kabar akan diakuisisi, pihak Twitter sepertinya masih berfikir-fikir. Diketahui bahwa, wacana akuisisi itu muncul dari pernyataan Co-Founder Twitter Evan Williams yang mempertimbangkan untuk diakusisi oleh perusahaan lain. 

Berdasarkan laporan Bloomberg, dalam wacana akuisisi tersebut CEO Twitter Jack Dorsey memiliki sikap sendiri. Sebagai pendiri sekaligus bos Twitter, Dorsey enggan untuk menjual Twitter dan bersikukuh menjadikan media sosial tersebut sebagai perusahaan independen.

Sedangkan Evan Williams dan Chief Financial Officer Twitter Anthony Noto menginginkan Twitter diakuisisi oleh perusahaan lain. Noto menganggap Dorsey telah menjalankan kepimimpinannya secara pasif. Selain itu Noto juga menganggap bahwa kekuatan Dorsey sebagai pemimpin perusahaan telah berkurang.

Dari halaman Business Insider, Twitter akan menentukan nasibnya pada 27 Oktober 2016. dalam beberapa hari ke depan perusahaan akan memutuskan apakah bersedia dipinang oleh perusahaan lain ataupun memilih berdiri sebagai perusahaan independen sesuai dengan keinginan dari sang pendiri. Tetapi sejak Google dan Walt Disney mengundurkan dari perburuan, Twitter masih memiliki strategi lain seandainya tak ada perusahaan yang mau mengakuisisinya.

Strategi Twitter

Dengan mundurnya Salesforce, otomatis saat ini tak ada lagi perusahaan yang berminat membeli Twitter. Oleh karena itu, Twitter menerapkan strategi lain dengan meningkatkan sistem layanan video streaming miliknya. Dua layanan video streaming milik Twitter yang baru-baru ini memiliki update ialah Periscope dan Vine.

Di Periscope, Twitter merilis Periscope Producer yang bertujuan untuk menggaet para videografer andalan dengan menghadirkan live video berkualitas tinggi. Selain itu pengguna juga bisa menggunakan kamera eksternal seperti headset VR, DSLR, dan juga webcam.

Sementara di layanan video Vine, Twitter memberikan fitur baru berupa pencampuran suara (remix) dari video lain. Selain itu penggunanya juga bisa memberikan caption, dan mengedit video yang akan diunggah.

Langkah terbaru Twitter itu memberikan amunisi baru bagi perusahaan dari persaingan dengan media sosial lainnya seperti Facebook, Snapchat, dan Instagram saat ini.


Postingan populer dari blog ini

Momen dalam Fotografi

Tentang Foto Makro Serangga: Proses dan Tips yang Perlu Diketahui

Fotografi Ekstrim: Tips dan Trik Memotret Petir