Momen dalam Fotografi


Fotografi digital memang memberikan banyak keleluasaan dan kemudahan bagi fotografer. Tapi hal itu juga bisa menjadi boomerang karena beberapa kebiasaan-kebiasaan buruk akibat kemudahan tersebut.

Dibandingkan dengan zaman fotografi film, dimana fotografer tidak bisa melihat hasil jepretan seketika itu juga, kini mereka dengan mudah bisa melihat hasil foto sesaat setelah pemotretan. Namun fasilitas tersebut bisa jadi berdampak buruk. Contohnya seorang fotografer yang tengah memotret jalannya pertandingan bola sepak di Amerika berikut ini.

Seperti pada halaman PetaPixel (8/4/2016), terlihat seorang fotografer wanita berada di pinggir lapangan tengah sibuk "Chimping" dengan kamera DSLR-nya. Sementara itu, tepat dihadapannya terlihat kejadian unik dimana seseorang berlari dan kemudian melompat menghindari lemparan bola sepak. Disini, sang fotografer telah kehilangan sebuah kejadian unik dan langka akibat terlalu sibuk dengan kameranya.

Momen Fotografi
                                                                  Kejadian langka saat pertandingan bola sepak.                                       PetaPixel

Isitilah chimping sendiri merupakan jargon dalam dunia fotografi ketika seseorang melihat hasil fotonya ke layar LCD secara terus menerus sesaat setelah selesai memotret.

Sebenarnya kebiasaan tersebut tidaklah perlu dilakukan saat memotret. Selain dapat menguras banyak tenaga baterai, untuk melihat hasil pemotretan dapat dilakukan setelah kegiatan memotret usai dan dilakukan di rumah saat proses editing.

Kita harus sadar bahwa memotret adalah kegiatan untuk mengabadikan momen. Yang harus kita lakukan saat memotret adalah fokus kepada objek dan peristiwa-pertiwa penting untuk didokumentasikan.

Seberapa Pentingkah Momen dalam Fotografi?


Momen adalah poin terpenting dalam fotografi. Sebab tanpa adanya momen foto akan tampak biasa saja. Contoh saja dalam dunia jurnalistik, seorang fotografer akan tiba sesegera mungkin -bahkan datang lebih awal- saat sebuah peristiwa terjadi untuk dapat menggambarkan situasi saat itu. Bayangkan apabila sang fotografer datang 1 atau 2 jam setelah peristiwa tersebut selesai. Atau mungkin ketika memotret keindahan alam pegunungan. Seorang fotografer tidak mungkin bisa mendapatkan momen yang sama meskipun memotret objek statis seperti gunung. Cuaca, pepohonan, atau kontur awan saat itu akan berbeda ketika ia datang di hari-hari berikutnya. Masih ingat dengan foto Ansel Adams di pegunungan Taman Nasional Yosemite?

                                                              Taman Nasional Yosemite oleh Ansel Adams                                               Wikipedia
Foto tersebut dinilai memiliki akurasi yang tepat selain karena keadaan cuaca, kontur awan, pencahayaan dan tentunya komposisi dan proses editing yang tepat pula. Untuk mendapatkan foto sebagus itu ternyata Ansel Adams rela bolak-balik ke Taman Nasional Yosemite untuk mencari momen yang sempurna. Tak heran Ansel Adams sering disebut sebagai "Dewa" fotografi lanskap pada zaman fotografi film, karena keakuratan dan kualitasnya dalam fotografi hitam putih. FYI, saat ini foto tersebut sudah bernilai milyaran rupiah untuk dicetak loh. Gila kan? hehehehe. 

Itulah kenapa moment menjadi poin utama dalam fotografi dan penting untuk kita (Kita??. Okeh, Saya! hehehehe.) ketahui sebagai fotografer pemula. Keep Jepret!



Postingan populer dari blog ini

Tentang Foto Makro Serangga: Proses dan Tips yang Perlu Diketahui

Fotografi Ekstrim: Tips dan Trik Memotret Petir